Kamis, 22 Maret 2018

6

Pokerfee Situs Judi Poker QQ Online Dengan Minimal Deposit Murah

  • Kamis, 22 Maret 2018
  • Unknown
  • Perkenalan Situs Pokerfee.com

    Pokerfee.com merupakan salah satu Situs DominoQQ Berbasis Online di Indonesia yang memberikan Kenyamanan dalam bermain judi online. diKarena situs ini menyediakan Berbagai Macam Permainan dan Juga Tampilan yang Sangat Menarik. Permainan yang diberikan pun sangat beragam mulai dari Judi Poker, Bandar Poker, Capsa, Sakong, BandarQ, Qiu Qiu, AduQ dan permainan ini cocok dimainkan di Komputer,  Laptop, Iphone, dan Android

    Minimal Deposit & Withdraw di situs Pokerfee.com

    Pokerfee.com memiliki minimal Deposit Sebesar Rp 10.000 Dan dengan  nominal berikut anda sudah bisa langsung memainkan 7 permainan sekaligus dalam 1 User ID dan Untuk minimal Withdraw di Pokerfee.com mungkin tergolong besar yaitu Rp 50.000,- namun menurut mimin seimbang dengan pelayanan yang diberikan oleh Pokerfee. Situs ini juga menyediakan beberapa jenis yang untuk bisa Kamu gunnakan saat menlakukan tranfer dana atau pun tarik dana seperti : bank BCA, BNI, BRI, Mandiri, Danamon, ataupun CIMB Niaga dan juga jenis-jenis bank lainnya untuk melakukan transaksi deposit / withdraw tersebut. Dan Customer Service Di Situs ini juga sangat ramah dan juga cepat dalam merespawn chat dari para pemain.

    Bonus yang disediakan di Pokerfee

    • Bonus TurnOver UP TO 0,4%
    Bonus pertama dari situs berupa komisi cashback mingguan sebesar 0.4% yang dibagikan setiap minggunya pada hari Selasa pukul 12:30 s/d Selesai
    • Bonus Referral 10% + 10%
    Bonus Kedua yaitu Bonus Referral, untuk bonus kali ini cukup mudah dikarenakan member cukup mengajak Teman dengan mendaftar di Situs Poker Online ini, Dengan Kode Referral yang Telah Dimiliki, Dan pada Setiap hari Senin, Bonus Komisi Referral yang Member dapatkan adalah 10% dari potongan meja teman, 10% lagi dari pihak Pokerfee.
    • Bonus Jackpot
    Bonus Ketiga yaitu Bonus Jackpot dengan total nilai ratusan juta rupiah, yang bisa anda dapatkan cukup dengan rajin bermain setiap harinya.
    Bonus tambahan dari Pokerfee diberikan setiap hari Minggu, jadi pastikan sobat selalu cek saldo akun di hari tersebut. Jadi anda tidak perlu ragu untuk memilih situs Pokerfee sebagai pilihan utama anda untuk bermain Judi Poker Online
    Sekian informasi-informasi di Pokerfee sekian dan terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membacanya ya guys

    link alternatif untuk memasuki situs Pokerfee

    Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi Customer Service Markasfee yang ramah, sopan, professional dan online selama 24 jam melalui LiveChat, WhatsApp, atau bisa juga melalui Line yang tertera di bawah.
    • Facebook : Pokerfee
    • Whatsapp : +855-96-7181-968
    • Line : pokerfee
    read more

    Sabtu, 31 Oktober 2015

    3

    Pengalaman Pertama Menjilat Vagina Fanny

  • Sabtu, 31 Oktober 2015
  • Unknown

  • tribun855.com - Fanny Damayanti, adalah seorang gadis dengan wajah cantik, alis matanya melengkung, dan mata indah serta jernih, dilindungi oleh bulu mata lentik, hidung mancung serasi melengkapi kecantikannya, ditambah dengan bibir mungil merah alami yang serasi pula dengan wajahnya. 

    Rambutnya hitam dan dipotong pendek menjadikannya lebih menarik, kulitnya putih mulus dan terawat, badannya mulai tumbuh begitu indah dan seksi. Dia tumbuh di kalangan keluarga yang cukup berada dan menyayanginya. Umurnya baru 15 tahun, kadang sifatnya masih kekanakan. Badannya tidak terlalu tinggi sekitar 155 cm, badannya ideal dengan tinggi badannya, tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus.

    Seminggu yang lalu Fanny mulai rutin mengikuti les privat Fisika di rumahku, Renne Lobo, aku seorang duda. Aku mempunyai sebuah rumah mungil dengan 2 buah kamar, diantaranya ada sebuah kamar mandi yang bersih dan harum. Kamar depan diperuntukkan ruang kerja dan perpustakaan, buku-buku tersusun rapi di dalam rak dengan warna-warna kayu, sama seperti meja kerja yang di atasnya terletak seperangkat komputer.
    Sebuah lukisan yang indah tergantung di dinding, lukisan itu semakin tampak indah di latar belakangi oleh warna dinding yang serasi. Ruang tidurnya dihiasi ornamen yang serasi pula, dengan tempat tidur besar dan pencahayaan lampu yang membuat suasana semakin romantis. Ruang tamu ditata sangat artistik sehingga terasa nyaman. Majalah Sport
    Rumahku memang terkesan romantis dengan terdengar pelan alunan lagu-lagu cinta, Fanny sedang mengerjakan tugas yang baru kuperintahkan. Dia terlalu asyik mengerjakan tugas itu, tanpa sengaja penghapusnya jatuh tersenggol. Fanny berusaha menggapai ke bawah bermaksud untuk mengambilnya, tapi ternyata dia memegang tanganku yang telah lebih dulu mengambilnya. Fanny kaget melihat ke arahku yang sedang tersenyum padanya. Fanny berusaha tersenyum, saat tangan kirinya kupegang dan telapak tangannya kubalikkan dengan lembut, kemudian kutaruh penghapus itu ke dalam telapak tangannya. 
    Aku sebagai orang yang telah cukup berpengalaman dapat merasakan getaran-getaran perasaan yang tersalur melalui jari-jari gadis itu, sambil tersenyum aku berkata, “Fan, kamu tampak lebih cantik kalau tersenyum seperti itu”. Kata-kataku membuat gadis itu merasa tersanjung, dengan tidak sadar Fanny mencubit pahaku sambil tersenyum senang. Taruhan Euro 2016
    “Udah punya pacar Fan?”, godaku sambil menatap Fanny.
    “Belum, Kak!”, jawabnya malu-malu, wajahnya yang cantik itu bersemu merah. “Kenapa, kan temen seusiamu sudah mulai punya pacar”, lanjutku.
    “Habis mereka maunya cuma hura-hura kayak anak kecil, caper”, komentarnya sambil melanjutkan menulis jawaban tugasnya.
    “Ohh!”, aku bergumam dan beranjak dari tempat duduknya, mengambil minuman kaleng dari dalam kulkas. “Minum Coca Cola apa Fanta, Fan?”, lanjutku. Baccarat Online
    “Apa ya! Coca Cola aja deh Kak”, sahutnya sambil terus bekerja.
    Aku mambawa dua kaleng minuman dan mataku terus melihat dan menelusuri tubuh Fanny yang membelakangi, ternyata menarik juga gadis ini, badannya yang semampai dan bagus cukup membuatku bergairah, pikirku sambil tersenyum sendiri.
    “Sudah Kak”, suara Fanny mengagetkan lamunanku, kuhampiri dan kusodorkan sekaleng Coca-Cola kesukaan gadis itu. Kemudian aku memeriksa hasil pekerjaan itu, ternyata benar semua.
    “Ahh, ternyata selain cantik kamu juga pintar Fan “, pujiku dan membuat Fanny tampak tersipu dan hatinya berbunga-bunga. Agen Casino Game
    Aku yang sengaja duduk di sebelah kanannya, melanjutkan menerangkan pemecahan soal-soal lain, Bau wangi parfum yang kupakai sangat lembut dan terasa nikmat tercium hidung, mungkin itu yang membuatnya tanpa sadar bergeser semakin dekat padaku.
    Pujian tadi membuatnya tidak dapat berkonsentrasi dan berusaha mencoba mengerti apa yang sedang dijelaskan, tapi gagal. Aku yang melihatnya tersenyum dalam hati dan sengaja duduk menyamping, agak menghadap pada gadis itu sehingga instingku mengatakan hatinya agak tergetar.
    “Kamu bisa ngerti yang baru kakak jelaskan Fan”, kataku sambil melihat wajah Fanny lewat sudut mata. Fanny tersentak dari lamunannya dan menggeleng, “Belum, ulang dong Kak!”, sahutnya. Kemudian aku mengambil kertas baru dan diletakkan di depannya, tangan kananku mulai menuliskan rumus-rumus sambil menerangkan, tangan lainnya diletakkan di sandaran kursi tempatnya duduk dan sesekali aku sengaja mengusap punggungnya dengan lembut. Agen Live Casino
    Fanny semakin tidak bisa berkonsentrasi, saat merasakan usapan lembut jari tanganku itu, jantungnya semakin berdegup dengan keras, usapan itu kuusahakan senyaman dan selembut mungkin dan membuatnya semakin terlena oleh perasaan yang tak terlukiskan. Dia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi lagi. Tanpa terasa matanya terpejam menikmati belaian tangan dan bau parfum yang lembut.
    Dia berusaha melirikku, tapi aku cuek saja, sebagai perempuan yang selalu ingin diperhatikan, Fanny mulai mencoba menarik perhatianku. Dia memberanikan diri meletakkan tangan di atas pahaku. Jantungnya semakin berdegup, ada getaran yang menjalar lembut lewat tanganku. Agen 338a Live Casino
    Selesai menerangkan aku menatapnya dengan lembut, dia tak kuasa menahan tatapan mata yang tajam itu, perasaannya menjadi tak karuan, tubuhnya serasa menggigil saat melihat senyumku, tanpa sadar tangan kirinya meremas lembut pahaku, akhirnya Fanny menutup mata karena tidak kuat menahan gejolak didadanya. Aku tahu apa yang dirasakan gadis itu dengan instingku.
    “Kamu sakit?”, tanyaku berbasa basi. Fanny menggelengkan kepala, tapi tanganku tetap meraba dahinya dengan lembut, Fanny diam saja karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Aku genggam lembut jari tangan kirinya. Berita Olahraga
    Udara hangat menerpa telinganya dari hidungku, “Kamu benar-benar gadis yang cantik, dan telah tumbuh dewasa Fan”, gumamku lirih. pujian itu membuat dirinya makin bangga, tubuhnya bergetar, dan nafasnya sesak menahan gejolak di dadanya. Dan Fanny ternyata tak kuasa untuk menahan keinginannya meletakkan kepalanya di dadaku, “Ahh..”, Fanny mendesah kecil tanpa disadari.
    Aku sadar gadis ini mulai menyukaiku, dan berhasil membangkitkan perasaan romantisnya. Tanganku bergerak mengusap lembut telinga gadis itu, kemudian turun ke leher, dan kembali lagi naik ke telinga beberapa kali. Fanny merasa angan-angannya melambung, entah kenapa dia pasrah saja saat aku mengangkat dagunya, mungkin terselip hatinya perasaan ingin terus menikmati belaian-belaian lembut itu.
    “Kamu memang sangat cantik dan aku yakin jalan pikiranmu sangat dewasa, Aku kagum!”, kataku merayu. Udara hangat terasa menerpa wajahya yang cantik, disusul bibir hangatku menyentuh keningnya, lalu turun pelan ke telinga, hangat dan lembut, perasaan nikmat seperti ini pasti belum pernah dialaminya. Anehnya dia menjadi ketagihan, dan merasa tidak rela untuk cepat-cepat mengakhiri semua kejadian itu. Cerita Dewasa
    “Ja.., jangan Kak”, pintanya untuk menolak. Tapi dia tidak berusaha untuk mengelak saat bibir hangatku dengan lembut penuh perasaan menyusuri pipinya yang lembut, putih dan halus, saat merasakan hangatnya bibirku mengulum bibirnya yang mungil merah merekah itu bergeter, aku yakin baru pertama kali ini dia merasakan nikmatnya dikulum dan dicium bibir laki-laki.
    Jantung di dadanya berdegup makin keras, perasaan nikmat yang menyelimuti hatinya semakin membuatnya melambung. “Uuhh..!”, hatinya tergelitik untuk mulai membalas ciuman dan kuluman-kuluman hangatku.
    “Aaahh..”, dia mendesah merasakan remasanku lembut di payudara kiri yang menonjol di dadanya, seakan tak kuasa melarang. Dia diam saja, remasan lembut menambah kenikmatan tersendiri baginya. “Dadamu sangat indah Fan”, sebuah pujian yang membuatnya semakin mabuk, bahkan tangannya kini memegang tanganku, tidak untuk melarangnya, tapi ikut menekan dan mengikuti irama remasan di tanganku. Dia benar-benar semakin menikmatinya. Serdadukupun mulai menegang.
    “Aaahh”, Fanny mendesah kembali dan pahanya bergerak-gerak dan tubuhnya bergetar menandakan vaginanya mulai basah oleh lendir yang keluar akibat rangsangan yang dialaminya, hal itu membuat vaginanya terasa geli, merupakan kenikmatan tersendiri. Dia semakin terlena diantara degup-degup jantung dan keinginannya untuk mencapai puncak kenikmatan. Diimbanginya kuluman bibir dan remasan lembut di atas buah dadanya.
    Saat tanganku mulai membuka kancing baju seragamnya, tangannya mencoba menahannya. “Jangan nanti dilihat orang”, pintanya, tapi tidak kupedulikan. Kulanjutkan membuka satu persatu, dadanya yang putih mulus mulai terlihat, buah dadanya tertutup bra warna coklat.
    Seakan dia sudah tidak peduli lagi dengan keadaannya, hanya kenikmatan yang ingin dicapainya, dia pasrah saat kugendong dan merebahkannya di atas tempat tidur yang bersprei putih. Di tempat tidur ini aku merasa lebih nyaman, semakin bisa menikmati cumbuan, dibiarkannya dada yang putih mulus itu makin terbuka.
    “Auuuhh”, bibirku mulai bergeser pelan mengusap dan mencium hangat di lehernya yang putih mulus. “Aaaahh”, dia makin mendesah dan merasakan kegelian lain yang lebih nikmat.
    Aku semakin senang dengan bau wangi di tubuhnya. “Tubuhmu wangi sekali”, kembali rayuan itu membuatnya makin besar kepala. Tanganku itu dibiarkan menelusuri dadanya yang terbuka. Fanny sendiri tidak kuasa menolak, seakan ada perasaan bangga tubuhnya dilihat dan kunikmati. Tanganku kini menelusuri perutnya dengan lembut, membuatnya menggelinjang kegelian. Bibir hangatku beralih menelusuri dadanya.
    “Uhh.!”, tanganku menarik bajunya ke atas hingga keluar dari rok abu-abunya, kemudian jari-jarinya melepas kancing yang tersisa dan menari lembut di atas perutnya. “Auuuhh” membuatnya menggelinjang nikmat, perasaannya melambung mengikuti irama jari-jariku, sementara serdaduku terasa makin tegang.
    Dia mulai menarik kepalaku ke atas dan mulai mengimbagi ciuman dan kuluman, seperti caraku mengulum dan mencium bibirnya. “Ooohh”, terdengar desah Fanny yang semakin terlena dengan ciuman hangat dan tarian jari-jariku diatas perutnya, kini dada dan perutnya terlihat putih, mulus dan halus hanya tertutup bra coklat muda yang lembut.
    Aku semakin tegang hingga harus mengatur gejolak birahi dengan mengatur pernafasanku, aku terus mempermainkan tubuh dan perasaan gadis itu, kuperlakukan Fanny dengan halus, lembut, dan tidak terburu-buru, hal ini membuat Fanny makin penasaran dan makin bernafsu, mungkin itu yang membuat gadis itu pasrah saat tanganku menyusup ke belakang, dan membuka kancing branya.
    Tanganku mulai menyusup di bagian dada yang menonjol di bawah bra gadis itu, terasa kenyal dan padat di tanganku.
    “Aaahh.. Uuuhh. ooohh”, Fanny menggelinjang gelinjang geli dan nikmat, jemari itu menari dan mengusap lembut di atas buah dadanya yang mulai berkembang lembut dan putih, seraya terus berpagutan. Dia merasa semakin nikmat, geli dan melambungkan angan-angannya.
    Ujung jariku mulai mempermainkan puting susunya yang masih kecil dan kemerahan itu dengan sangat hati-hati. “Kak.. Aaahh.. uuhh.. ahh”. Fanny mulai menunjukkan tanda-tanda terangsang hingga berusaha ikut membuka kancing bajuku, agak susah, tapi dia berhasil. Tangannya menyusup kebalik baju dan mengelus dadaku, sementara birahinya makin memuncak. “Ngghh.. “, vaginanya yang basah semakin membuatnya nikmat, pikirku. Fanny menurut ketika badannya diangkat sedikit, dibiarkannya baju dan branya kutanggalkan, lalu dilempar ke samping tempat tidur.
    Sekarang tubuh bagian atasnya tidak tertutup apapun, dia tampak tertegun dan risih sejenak, saat mataku menelusuri lekuk tubuhnya. Di sisi lain dia merasa kagum dengan dua gunung indah yang masih perawan yang menyembul di atas dadanya, belum pernah terjamah oleh siapapun selain dirinya sendiri. Sedangkan aku tertegun sejenak melihat pemandangan di depan mataku, birahiku bergejolak kembali, aku berusaha mengatur pernafasan, karena tidak ingin melepaskan nafsu binatangku hingga menyakiti perasaan gadis cantik yang tergolek pasrah di depanku ini.
    Aku mulai mengulum buah dada gadis itu perlahan, terasa membusung lembut, putih dan kenyal. Diperlakukan seperti itu Fanny menggelinjang, “Ahh.. uuuhh.. aaahh”. Pengalaman pertamanya ini membuat angan-angannya terbang tinggi. Buah dadanya yang putih, lembut, dan kenyal itu terasa nikmat kuhisap lembut, tarian lidah diputing susunya yang kecil kemerahan itu mulai berdiri dan mengeras.
    “Aaahh..!”, dia merintih geli dan makin mendekap kepalaku, vaginanya mungkin kini terasa membanjir. Birahinya semakin memuncak. “Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. Uhh”, rintihnya makin panjang. Aku terus mempermainkan buah dada gadis lugu itu dengan bibir dan lidahku, sambil membuka kancing bajuku sendiri satu persatu, kemudian baju itu kutanggalkan, terlihat dadaku yang bidang dan atletis.
    Kembali ujung bibirnya kukulum, terasa geli dan nikmat. Saat Fanny akan membalas memagutnya, telapak tangannya kupegang dan kubimbing naik ke atas kepalanya. Aku mulai mencium dan menghisap lembut, dan menggigit kecil tangan kanannya, mulai dari pangkal lengan, siku sampai ujung jarinya diisap-isap. Membuatnya bertambah geli dan nikmat. “Geli.. ahh.. ohh!”
    Perasaannya melambung kembali, ketika buah dadanya dikulum, dijilati dan dihisap lembut. “Uuuhh.!”, dia makin mendekapkan kepalaku, itu akan membuat vaginanya geli, membuat birahinya semakin memuncak.
    “Kak.. ahh, terus kak.. ahh.. ssst.. uhh”, dia merintih rintih dan menggelinjang, sesekali kakinya menekuk ke atas, hingga roknya tersingkap.
    Sambil terus mempermainkan buah dada gadis itu. aku melirik ke paha mulus, indah terlihat di antara rok yang tersingkap. Darahku berdesir, kupindahkan tanganku dan terus menari naik turun antara lutut dan pangkal paha putih mulus, masih tertutup celana yang membasah, Aku merasakan birahi Fanny semakin memuncak. Aku terus mempermainkan buah dada gadis itu.
    “Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh”, terdengar gadis itu merintih panjang. Aku dengan pelan dan pasti mulai membuka kancing, lalu menurunkan retsleting rok abu-abu itu, seakan Fanny tidak peduli dengan tindakanku itu. Rangsangan yang membuat birahinya memuncak membuatnya bertekuk lutut, menyerah.
    “Jangan Kak.. aahh”, tapi aku tidak peduli, bahkan kemudian Fanny malah membantu menurunkan roknya sendiri dengan mengangkat pantatnya. Aku tertegun sejenak melihat tubuh putih mulus dan indah itu. Kemudian badan gadis itu kubalikkan sehingga posisinya tengkurap, bibirku merayap ke leher belakang dan punggung.
    “Uuuhh”, ketika membalikkan badan, Fanny melihat sesuatu yang menonjol di balik celana dalamku. Dia kaget, malu, tapi ingin tahu. “Aaahh”. Fanny mulai merapatkan kakinya, ada perasaan risih sesaat, kemudian hilang kalah oleh nafsu birahi yang telah menyelimuti perasaannya. “Ahh..”, dia diam saja saat aku kembali mencium bibirnya, membimbing tangannya ke bawah di antara pangkal paha, dia kini memegang dan merasakan serdadu yang keras bulat dan panjang di balik celanaku, sejenak Fanny sejenak mengelus-elus benda yang membuat hatinya penasaran, tapi kemudian dia kaget dan menarik tangannya.
    “Aaahh”, Fanny tak kuberikan kesempatan untuk berfikir lain, ketika mulutku kembali memainkan puting susu mungil yang berdiri tegak dengan indahnya di atas tonjolan dada. Vaginanya terasa makin membanjir, hal ini membuat birahinya makin memuncak. “Ahh.. ahh.. teruuus.. ahh.. uhh”, sambil terus memainkan buah dadanya, tanganku menari naik turun antara lutut dan pangkal pahanya yang putih mulus yang masih tertutup celana. Tanpa disadarinya, karena nikmat, tanganku mulai menyusup di bawah celana dalamnya dan mengusap-usap lembut bawah pusar yang mulai ditumbuhi rambut, pangkal paha, dan pantatnya yang kenyal terbentuk dengan indahnya bergantian.
    “Teruuuss.. aaahh.. uuuhh”, karena geli dan nikmat Fanny mulai membuka kakinya, jari-jari Rene yang nakal mulai menyusup dan mengelus vaginanya dari bagian luar celana, birahinya memuncak sampai kepala. Bandar Bola Terbesar
    “Ahh.. terus.. ahh.. ohh”, gadis itu kaget sejenak, kemudian kembali merintih rintih. Melihat Fanny menggelinjang kenikmatan, tanganku mencoba mulai menyusup di balik celana melalui pangkal paha dan mengelus-elus dengan lembut vaginanya yang basah lembut dan hangat. Fanny makin menggelinjang dan birahinya makin membara. “Ahh.. teruusss ooh”, Fanny merintih rintih kenikmatan.
    Aku tahu gadis itu hampir mencapai puncak birahi, dengan mudah tanganku mulai beraksi menurunkan celana dalam gadis itu perlahan. Benar saja, Fanny membiarkannya, sudah tidak peduli lagi bahkan mengangkat pantat dan kakinya, sehingga celana itu terlepas tanpa halangan.
    Tubuh gadis itu kini tergolek bugil di depan mataku, tampak semakin indah dan merangsang. Pangkal pahanya yang sangat bagus itu dihiasi bulu-bulu lembut yang mulai tumbuh halus. Vaginanya tampak kemerahan dan basah dengan puting vagina mungil di tengahnya. Aku terus memainkan puting susu yang sekarang berdiri tegak sambil terus mengelus bibir vagina makin membanjir. “Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh”.
    Vagina yang basah terasa geli dan gatal, nikmat sampai ujung kepala. “Kak.. aahh”, Fanny tak tahan lagi dan tangannya menyusup di bawah celana dalamku dan memegang serdadu yang keras bulat dan panjang itu. Fanny tidak merasa malu lagi, bahkan mulai mengimbangi gerakanku. Taruhan Bola
    Aku tersenyum penuh kemenangan melihat tindakan gadis itu, secara tidak langsung gadis itu meminta untuk bertindak lebih jauh lagi. Aku melepas celana dalamku, melihat serdaduku yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, mata gadis itu terbelalak kagum. Sabung Ayam
    Sekarang kami tidak memakai penutup sama sekali. Fanny kagum sampai mulutnya menganga melihat serdadu yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, baru pertama kali dia melihat benda itu. Vaginanya pasti sudah sangat geli dan gatal, dia tidak peduli lagi kalau masih perawan, kemudian telentang dan pelan-pelan membuka leber-lebar pahanya. Bandar Sabung Ayam
    Sejenak aku tertegun melihat vagina yang bersih kemerahan dan dihisi bulu-bulu yang baru tumbuh, lubang vaginanya tampak masih tertutup selaput perawan dengan lubang kecil di tengahnya.
    Fanny hanya tertegun saat aku berada di atasnya dengan serdadu yang tegak berdiri. Sambil bertumpu pada lutut dan siku, bibirku melumat, mencium, dan kadang menggigit kecil menjelajahi seluruh tubuhnya. Kuluman di puting susu yang disertai dengan gesekan-gesekan ujung burung ke bibir vaginanya kulakukan dengan hati-hati, makin membasah dan nikmat tersendiri. “Kak.. ahh, terus ssts.. ahh.. uhh”, birahinya memuncak bisa-bisa sampai kepalanya terasa kesemutan, dipegangnya serdaduku. “Ahh” terasa hangat dan kencang. Ayam Live
    “Kak.. ahh!”, dia tak dapat lagi menahan gejolak biraninya, membimbing serdaduku ke lubang vaginanya, dia mulai menginginkan serdaduku menyerang ke lubang dan merojok vaginanya yang terasa sangat geli dan gatal. “Uuuhh.. aaahh”, tapi aku malah memainkan topi baja serdaduku sampai menyenggol-nyenggol selaput daranya. “Ooohh Kak masukkan ahh”, gadis itu sampai merintih rintih dan meminta-minta dengan penuh kenikmatan. tribun855.com salah satu Agen Piala Euro 2016
    Dengan hati-hati dan pelan-pelan aku terus mempermainkan gadis itu dengan serdaduku yang keras, hangat tapi lembut itu menyusuri bibir vagina. “Ooohh Kak masukkan aaahh”, di sela rintihan nikmat gadis itu, setelah kulihat puting susunya mengeras dan gerakannya mulai agak lemas, serdadu mulai menyerang masuk dan menembus selaput daranya, Sreetts “Aduuhh.. aahh”, tangannya mencengkeram bahuku. Dengan begitu, Fanny hanya merasa lubang vaginanya seperti digigit nyamuk, tidak begitu sakit, saat selaput dara itu robek, ditembus serdaduku yang besar dan keras. Burungku yang terpercik darah perawan bercampur lendir vaginanya terus masuk perlahan sampai setengahnya, ditarik lagi pelan-pelan dan hati-hati. “Ahh”, dia merintih kenikmatan. Piala Euro 2016
    Aku tidak mau terburu-buru, aku tidak ingin lubang vagina yang masih agak seret itu menjadi sakit karena belum terbiasa dan belum elastis. Burung itu masuk lagi setengahnya dan.. Sreeets “Ohh..”, kali ini tidak ada rasa sakit, Fanny hanya merasakan geli saat dirasakan burung itu keluar masuk merojok vaginanya. Fanny menggelinjang dan mengimbangi gerakan dan mendekap pinggangnya.
    “Kak.. ahh, terus Kak.. ohh.. uhh”, serdaduku terus menghunjam semakin dalam. Ditarik lagi, “Aaahh”, masuk lagi. “Ahh, terus… ahh.. uhh”, lubang vagina itu makin lama makin mengembang, hingga burung itu bisa masuk sampai mencapai pangkalnya beberapa kali. Fanny merasakan nikmat birahinya memuncak di kepala, perasaannya melayang di awan-awan, badannya mulai bergeter getar dan mengejang, dan tak tertahankan lagi. “Aaahh, ooohh, aaahh” vaginanya berdenyut-denyut melepas nikmat. Dia telah mencapai puncak orgasme, kemudian terlihat lega yang menyelimuti dirinya.
    Melihat Fanny sudah mencapai orgasme, aku kini melepas seluruh rasa birahi yang tertahan sejak tadi dan makin cepat merojok keluar masuk lubang vagina Fanny, “Kak.. ahh.. ssst.. ahh.. uhh”, Fanny merintih dan merasakan nikmat birahinya memuncak kembali. Badannya kembali bergetar dan mengejang, begitu juga denganku. 
    “Ahh.. oohh.. ohh.. aaaahh!”, kami merintih rintih panjang menuju puncak kenikmatan. Dan mereka mencapai orgasme hampir bersamaan, terasa serdadu menyemburkan air mani hangat ke dalam vagina gadis itu yang masih berdenyut nikmat. Agen Euro 2016
    Aku mengeluarkan serdadu yang terpercik darah perawan itu pelan-pelan, berbaring di sebelah Fanny dan memeluknya supaya Fanny merasa aman, dia tampak merasa sangat puas dengan pelajaran tahap awal yang kuberikan. “Bagaimana kalau Fanny hamil Kak”, katanya sambil sudut matanya mengeluarkan air mata. Agen Bola Terpercaya
    Sesaat kemudian aku dengan sabar menjelaskan bahwa Fanny tidak mungkin hamil, karena tidak dalam masa siklus subur, berkat pengalamanku menganalisa kekentalan lendir yang keluar dari vagina dan siklus menstruasinya. Bandar Euro 2016
    Fanny semakin merasa lega, aman, merasa disayang. Kejadian tadi bisa berlangsung karena merupakan keinginan dan kerelaannya juga. Diapun bisa tersenyum puas dan menitikkan air mata bahagia, kemudian tertidur pulas dipelukanku yang telah menjadikannya seorang perempuan.
    Bangun tidur, Fanny membersihkan badan di kamar mandi. Selesai mandi dia kembali ke kamar, dilepasnya handuk yang melilit tubuhnya, begitu indah dan menggairahkan sampai-sampai aku tak berkedip memandangnya. Diambilnya pakaian yang berserakan dan dikenakannya kembali satu persatu. Kemudian dia pamit pulang dan mencium pipiku yang masih berbaring di tempat tidur. Agen Model
    read more

    Jumat, 30 Oktober 2015

    1

    Bakti Pada Atasan

  • Jumat, 30 Oktober 2015
  • Unknown

  • tribun855.com - Hampir setiap bulan sekali aku harus meninggalkan suamiku dan anaku untuk mendampingi atasanku ke luar kota. Namaku Yuli, aku seorang sekretaris atau bisa juga dibilang asisten seorang atasan di sebuah perusahaan swasta. Aku selalu menggunakan hijab satiap aku pergi ke kantor. Walaupun pakaianku tertutup tapi tidak menghalangi setiap laki-laki menatap tajam kearah ku.
    Mungkin karena aku mempunyai tubuh yang cukup sintal dengan payudara yang menantang. Meskipun demikian, aku selalu menjaga kepercayaan suamiku dan tidak pernah menodai perkawinan suci kami. Tugasku dikantor cukup repot. Ya namanya juga asisten seorang bos. Aku harus mempersiapkan segala kebutuhan untuk setiap pertemuan bosku dengan kliennya. Seperti waktu itu, aku harus meninggalkan suami dan anakku ke luar kota karena ada pertemuan besar antar perusahaan se-Indonesia.
    “Mas, besok aku keluar kota dengan Pak Budi”
    “Iya Mah” jawab suamiku singkat. Memang suamiku menaruh kepercayaan kepadaku setiap kali aku akan pergi dengan bosku. Karena itulah aku tidak pernah mencoba untuk bermain “api” dengan laki-laki lain.
    Sekitar pukul 06.00 kami bangun. Aku mengerjakan aktifitasku sebagai seorang istri. Seperti membangunkan anaku, menyiapkan sarapan, mengurus keperluan sekolah anakku dan mengurus keperluan suamiku sebelum ia pergi ke kantor. Pagi itu aku mandi duluan karena takut telat untuk bertemu dengan Pak Budi atasanku di susul dengan suamiku.
    “Kenapa mas? Kok liatin nenen Mamah? Mas pengen?” kataku ketika merapikan dasinya.
    “Ah engga Mah, kok tumben mamah pakaiannya begitu?” Tanya suamiku heran.
    Memang waktu itu aku hanya memakai tengtop warna abu dan belum memakai blazer dan kerudung. Jadi suamiku nampak heran dengan setelanku. Payudaraku seperti menantang setiap orang yang memandang.
    “Mas ini, nanti kan aku pakai blazer dan kerudung, masa iya aku ke kantor dengan pakaian begini” jawabku sambil tersenyum.
    Suamiku hanya tersenyum sambil mencium keningku. Kemudian aku mengecek kembali berkas-berkas yang harus dibawa ke pertemuan tersebut.
    Tepat pukul 06.45 kami sekeluarga berangkat. Kami mengantar anak kami terleboh dahulu ke sekolahnya. Setelah anak kami sampe disekolah, suamiku mengantarku ke kantor.
    “Mamah bawa baju banyak??” Tanya suamiku.
    “Ya lumayan lah Mas, cukup untuk 3 hari” jawabku.
    15 Menit kemudian kami sampai dikantorku. “Hati-hati ya Mah. Ingat Mas dan anakmu dirumah”, “iya Mas, jaga anak kita baik-baik”. Dia pun mencium keningku dan aku mencium tangannya. Lalu aku masuk ke kantorku dan langsung menemui Pak Budi di ruangannya.
    “Tok…tok…tok….Maaf Pak saya telat”
    “Tidak kok Yul, 5 menit lagi kita berangkat ya. Mana suamimu, saya pengen ngobrol dulu dengan dia ” jawabnya.
    “Suami saya langsung berangkat ke kantornya Pak”. Memang Pak Budi ini orangnya baik dan selalu ramah kepada setiap bawahannya.
    Dengan suamiku pun dia nampak akrab. Oh ya atasanku ini mempunyai wajah seperti orang China walaupun sebenarnya dia muslim. Bertubuh agak gemuk dan tingginya seperti suamiku. Dia juga botak ditengah rambutnya seperti seorang Profesor.
    Kami berdua pun berangkat ke Kota tempat pertemuan tersebut. Diperjalanan kami beristirahat terlebih dahulu karena kami ingin buang air.
    “Kita berhenti dulu ya Yul, saya kebelet. Tuh kebetulan ada pom bensin” pintanya.
    “Iya Pak saya juga ingin beristirahat dulu”.
    Kami pun berhenti di Pom tersebut. Ketika dia pergi ke WC akupun mengikutinya karena saya pun ingin membenarkan pakaian dan kerudung. Ketika dia keluar dari Wc, dia memandangiku yang sedang berkaca. Kulihat dia melihat kea rah dadaku.
    “Sudah buang airnya Pak?” tanyaku mengagetkannya.
    “Iya sudah Yul”. Kami berdua melanjutkan perjalanan. Tepat satu jam kemudian kami tiba di hoteltempat pertemuan tersebut.
    Kami disambut oleh seorang pegawai hotel dan memonya kami menunjukan surat undangan. Setelah saya memperlihatkan surat tersebut, kami mendapatkan dua kunci kamar yang berada di lantai 2. Kami pun naik lift dan bergegas ke kamar masing-masing.
    Ketika sampai dikamar, aku langsung membuka kerudungku dan menelepon suamuku kalau aku sudah sampai ke lokasi pertemuan. Kubuka blazerku dan langsung rebahan di atas tempat tidur. Ahh cape juga perjalanan tadi, batinku. Ketika aku sedang rebahan diatas tempat tidur, ada yang mengetuk pintuku.
    “Tok tok tok, Yul..”. Oh ternyata Pak Budi. Langsung aku bangun dari tempat tidurku dan memakai blazerku kembali. “
    Ada apa ya Pak?” tanyaku. Ketika aku tanya atasanku ini, dia hanya bengong melihatku. Apa yang salah denganku. Tiba-tiba DEG aku ingat, KERUDUNGKU, ya aku tidak menggunakan kerudung pada saat itu. Dan itulah pertama kalinya ada laki-laki lain yang melihat rambut sepunggungku yang terurai.
    “Pak” kataku mengalihkan kekagetanku.
    “Eh ini Yul em aku ingin liat berkas buat pertemuan besok” katanya gugup.
    “Oh iya Pak sebentar, saya ambilkan dulu berkasnya”. Aku pun masuk ke kamar dan mencari berkas serta memakai kerudungku kembali.
    Sore harinya aku di telepon oleh atasanku melalui telepon kamar. Dia memberitahuku supaya aku mempersiapkan diri karena akan bertemu dengan seorang Direktur salah satu perusahaan. Aku mandi terlebih dahulu dan setelah itu mempersiapkan berkas-berkas yang akan dibawa. Pak Budi menelepon kembali dan dia menungguku di lobi dekat resepsionis. Waktu itu aku memakai kemeja dan memakai rok warna merah. Aku lalu menuju ke tempat tersebut. Ketika sampai di bawah, kulihat beliau menatapku sambil tersenyum.
    “Mana Yul berkasnya, biar saya periksa dulu” kata beliau.
    “Ini Pak, semua yang diperlukan ada disitu” jawabku.
    Ketika beliau sedang memeriksa berkas tersebut, orang yang kami tunggu pun datang. Dan akhirnya kami sepakat akan bekerjasama antar perusahaan. Pak Budi memuji berkas yang aku kerjakan. Ini menjadi nilai plus dimata atasanku ini.
    Setelah pertemuan itu aku pergi pamit ke kamar terlebih dahulu karena badanku merasa capek sekali. Dikamar aku menelepon suamiku dan ngobrol dengan anak ku. Hingga akhirnya aku ketiduran. Sekitar pukul 10 malam aku terbangun dan entah kenapa aku merasa takut sendirian dikamar. Aku putuskan untuk pergi ke kamar pak Budi walaupun hatiku sebenarnya malu dan takut akan terjadi sesuatu antara aku dan Pak Budi. Tapi pada akhirnya aku pergi ke kamar Pak Budi. tribun855.com website yang bergerak di bidang agen taruhan SBOBET dan IBCBET serta LIVE CASINO ONLINE
    “Pak Pak Budi” ketuk ku keras. Lalu Pak Budi membukakan pintunya untukku.
    “Loh Yuli, ada apa Yul?” tanyanya sambil mengucek mata.
    “Pak maaf, saya takut sendirian tidur di kamar, boleh tidak saya tidur dengan Bapak untuk malam ini?”
    “Ya tentu boleh, silahkan masuk Yul silahkan” jawabnya sambil mempersilahkan aku masuk.
    “Kamu takut apa Yul? Kan kamu sudah sering tidur sendirian di kamar hotel?” tanyanya bingung.
    “Iya Pak, saya juga tidak tahu. Saya merasakan ada yang aneh di kamar saya, saya takut”
    “Ah kamu ini ada-ada saja” jawabnya sambil tersenyum.
    “Baiklah kalau begitu saya tidur di kamar mu saja ya, kita gantian kamar, saya gak enak kalau harus sekamar dengan perempuan lain” katanya.
    “Gak papa Pak, kita sekamar saja, saya takut kalau harus tidur sendirian” jawabku.
    Sebenarnya aku pun risih harus tidur dan sekamar dengan lelaki lain, tapi apa boleh buat rasa takut ini mengalahkan segalanya. Beliau pun berbaring disusul aku kemudian. Jantungku berdebar kencang, aku khawatir terjadi apa-apa dengan kami berdua, ya namanya juga tidur seranjang. Tapi malam itu tidak terjadi apa-apa, kami hanya tidur saja.
    Pagi harinya aku bangun dan kulihat Pak Budi sudah tidak ada dikasur. Rupanya dia sedang mandi karena kudengar germecik air di kamar mandi. Ketika aku sedang mengumpulkan nyawaku yang baru bangun, tiba-tiba Pak Budi keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan celana dalam.
    “Eh maaf Yul, saya kira kamu belum bangun” sambil berlalu kembali ke kamar mandi.
    Aku hanya tertegun melihat kejadian tersebut. Naluriku sebagai wanita muncul, aku pun agak terangsang melihat hal tersebut.
    “Pak saya ke kamar dulu ya”,
    ” iya Yul, saya minta maaf atas kejadian barusan”,
    ” tidak apa-apa Pak” jawabku.
    Akupun pergi ke kamar dan langsung mandi.
    Acara pun dimulai, waktu itu kami sibuk dengan pertemuan terserbut. Seharian kami harus membahas soal kerja sama dengan berbagai perusahaan di seluruh Indonesia. Aku selalu mengikuti Pak Budi kemanapun dia pergi karena posisiku sebagai asistennya. Akhirnya acara hari pertama pun selesai. Kami balik lagi ke kamar masing-masing. Aku lantas langsung membuka semua pakaianku dan berbaring di tempat tidur. Setelah itu saya pergi mandi. Ketika saya mandi saya teringat kejadian pagi tadi di kamar pak Budi. Tak terasa vaginaku basah. Tapi aku tepis lamunanku itu karena teringat suami dan anakku dirumah. Selepas mandi Pak Budi mengajakku untuk makan malam bersama tamu yang lain.
    “Yul, kamu sudah siap” tanyanya diluar kamarku.
    “Sudah Pak, sebentar” jawabku
    Aku pun keluar dan masuk ke lift bersama Pak Budi. Ketika dalam lift, Pak Budi memuji kecantikanku.
    “Kamu cantik sekali Yul, meskipun memakai kerudung” pujinya.
    “Yah Bapak, baru tau ya saya cantik” kataku sambil tersenyum.
    “Ah kamu bisa aja Yul” jawabnya.
    Kami pun sampai di tempat makan malam. Tak ada yang makanan special di tempat tersebut. Semua tamu saling berbincang dibarengi dengan tertawa tak terkecuali Pak Budi.
    Pukul 20.30 para tamu tak terkecuali saya dan Pak Budi balik ke kamar masing-masing. Ketika kami berdua jalan ke kamar masing-masing, Pak Budi menawarkanku untuk tidur dengannya lagi.
    “Yul, kalau kamu takut tidur sendirian lagi, kamu boleh tidur di kamar saya lagi, jangan sungkan ya” tawarnya.
    “Iya Pak terimakasih. Nanti kalau saya takut, saya ke kamar Bapak” jawabku.
    Aku pun masuk ke kamar dan mencoba untuk mengusir rasa takutku karena aku tidak mau kalau aku harus tidur di kamar atasanku lagi. Ketika aku mulai memberanikan diri untuk tidur dikamarku sendirian, entah kenapa rasanya aku lebih nyaman kalau tidur di kamar Pak Budi. Akhirnya aku putuskan untuk tidur di kamar pak Budi.
    “Pak Budi Pak…..”
    “Oh Yuli, kamu mau tidur di kamar saya lagi” tanyanya.
    “Maafkan saya kalau saya merepotkan Bapak, tapi saya masih takut untuk tidur sendirian dikamar Pak, boleh tidak kalau saya tidur lagi di kamar Bapak?” pintaku.
    “Silahkan Yul, jangan sungkan,anggap saja ini rasa terimakasih saya karena pekerjaanmu yang memuaskan” pujinya.
    “Iya Pak terimakasih” . Aku merasa tersanjung atas kebaikan atasanku yang baik ini.
    Aku pun masuk ke kamarnya dan duduk disamping tempat tidurnya. Ketika itu beliau pun masuk dan duduk di samping berdekatan dengan tubuhku.
    “Gimana suami kamu Yul, sudah kamu hubungi” tanyanya mengawali pembicaraan.
    “Sudah Pak, tadi pun saya sempat ngobrol dengan anak saya” jawabku.
    Ketika kami ngobrol kulihat Pak Budi melirik terus ke arah dadaku. Aku sempat risih, tapi entah kenapa aku ingin sekali memanjakannya karena dia telah baik kepadaku.
    “Bapak liatin payudara saya terus, kenapa Pak?
    “Oh tidak Yul maafkan saya, saya telah lancang” jawabnya gugup.
    “Bapak mau lihat payudara saya?” tanyaku.
    “Hah apa Yul, ya kalau kamu izinkan saya ingin liat” jawabnya sambil tertegun.
    Lalu saya berdiri dan membuka kancing baju tidur saya.
    “Silahkan Pak, ini sebagai bentuk terimakasih saya terhadap kebaikan Bapak”
    “Oh terimakasih Yul, payudaramu begitu indah, bolehkah saya melihatmu tanpa kerudung?”
    Saya tidak menjawab dan membuka kerudung saya, lalu saya simpan di atas tempat tidur.
    “Silahkan Pak”
    “Kamu begitu cantik Yul, payudaramu indah, bolehkah saya memegang payudaramu?” pintanya.
    Aku sempat kaget mendengar permintaannya, tapi kalau hanya sekedar memegang aku tidak keberatan. Aku mengangguk tanda setuju. Lalu dia memegang payudaraku yang masih tertutup oleh BH berwarna hitam.
    “Shhhh…pelan pelan Pak”
    “Maaf Yul, kamu kesakitan ya, kencang sekali payudaramu, bisakah kamu membuka BH ini Yul?” pintanya lagi.
    Entah kenapa aku menurut saja dan membuka semua baju dan juga BH ku. Kali ini aku sudah telanjang dada. Ketika aku sudah telanjang dada, Pak Budi memperhatikan payudaraku tanpa kedip, kemudian aku kaget karena dia menjilat putingku.
    “Apa apa an Pak? Kan kata saya bapak hanya boleh pegang, bukan menjilat” hardikku
    “Maafkan saya Yul, saya terbawa suasana” maafnya.
    “Ya tidak apa-apa Pak, silahkan saja kalau Bapak mau nyedot putting payudara saya”
    Dengan rakusnya dia menyedot dan menjilati semua bagian payudaraku. Akupun terbawa suasana dan vaginaku mulai basah. dimana agensabung.com adalah sebuah situs yang menjadi pusat judi BANDAR SABUNG AYAM
    “Sssshh aahh Pak pelan pelan” desahku
    “MhhhMmmhhhhh MMhhhHhhhmmm” hanya itu jawabannya.
    Kemudian dia melepaskan sedotannya di payudaraku. Aku sempat kecewa karena aku mulai terangsang.
    “Kenapa Pak” tanyaku
    “Yul, bolehkah saya melihat tubuh kamu seutuhnya?” pintanya.
    Apa? Batinku. Tapi aku lihat wajah atasanku ini yang memelas. Dan akhirnya aku mengangguk tanpa sepatah katapun. Kemudian dia melorotkan celanaku dan aku bantu dia dengan mengangkat pantatku. Terpampanglah tubuhku yang hanya menggunakan celana dalam warna cream. Dia melotot melihat tubuhku.
    “Tidak sekalian celana dalamnya Pak?”
    “Bolehkah Yul?” tanyanya.
    “Silahkan Pak” jawabku.
    Dia membuka celana dalamku dan melemparkannya ke lantai kamar. Sebelum dia menggarap tubuhku aku mengatakan sesuatu.
    “Pak silahkan nikmati tubuh saya, anggap ini bakti saya kepada Bapak karena Bapak telah baik terhadap saya” kataku.
    “Terimakasih Yul, kamu memang asisten yang baik, saya janji ini pertama dan terakhirnya saya menikmati tubuh kamu” jawabnya.
    Dia lalu mencium bibirku dengan ganas. Awalnya aku agak menolak karena teringan suamiku yang ada di rumah, tapi lama-lama aku menikmati cumbuannya dan membalas ciumannya. Tangannya tidak lepas dari payudaraku yang menjulang menantang.
    “Sshhhh aaaaahhhhhhh Pak oucchhhhhhhh” rintihku.
    Ciumannya turun ke leherku dan terus turun ke dadaku. Aku menggelinjang seperti ikan di daratan.
    “Ahhhhhh aahhhhh terus pak enak ahhhh” hanya itu yang bisa aku katakan.
    Jilatannya turun kea rah selangkanganku tapi dia tidak menjilat memek ku. Dia membuat aku kesetanan dengan jilatannya yang tidak juga menjilat memek ku. blogger21081995
    “Ahhh Pak jilat memek ku pa kayo jilat Pak” pintaku.
    Aku sudah tidak ingat lagi kalau yang sedang menggauliku adalah bukan suamiku melainkan atasanku. Dia menjilat memeku. “ Ah iya Pak begitu teruuusss Pak jilat memekku” kataku. Croottt Croot Crottt air maniku keluar. Aku mendapatkan orgasme pertamaku. Air maniku meleleh sampai ke atas sprei. Ketika aku sedang menikmati orgasmeku, kulihat dia sedang membuka pakaiannnya. Kulihat kontolnya yang ukurannya cukup besar tapi lebuh pendek dari kontol suamiku.
    “Sini yul, jilatin kontolku” pintanya.
    Akupun menurut dan menjilat kontolnya. “Uhhh aaahhh yah erus Yul, kamu pinter sekali Yul…”. Cukup lama aku menjilat kontolnya, kemudian dia merenggangkan kakiku. Aku tau inilah akhirnya baktiku kepada atasanku akan kulakukan.
    “Ayo Pak, masukan kontol Bapak kesini” kataku sambil ku usap memek ku.
    “Iya sayang, akan ku nikmati tubuhmu sekarang juga”
    Dia mengarahkan kontolnya dan BLLLEEEEESSSSSSSSS “AAAAAAGHHHHHH ENAK PAK” kataku.
    Dia menggenjot tubuhku sambil meremas-remas susuku.
    “Ahhhh terus pak ewe aku,nikmatin tubuhku ahhhhhh” kataku.
    10 Menit dengan gaya konvesional, dia ingin aku yang di atas. Dia tidur terlentang dan aku kangkangi dia. Sebelum memeku ku arahkan ke kontolnya, aku terlebih dahulu mengangkangi mulutnya. Dia mengerti maksudku. Dengan rakusnya dia menjilati memek ku yang sudah sangat banjir.
    “Ohhhh aaahhhhh enaaak pak terus jilat” desahku.
    Setelah puas menjilati memek ku dia ingin segera memasukan kontolnya ke memeku. CLLLEEEEBBB kontolnya masuk kedalam memekku. berita855.com sebuah website yang mengupdate segala jenis berita intertainment terlengkap. Entertainment
    “Uh ah sssttt enak sekali memek kamu Yul” desahnya. Tak lama kemudian, kurasakan memeku berdenyut-denyut tandanya aku akan orgasme.
    “Oh pak aku akan keluar Pak terus genjottt ooohhh” kataku
    “Aku juga sama Yul, ayo kita keluar sama-sama aaahhhh aaahhh”
    Crooottt Crrrootttt CRrrooottt semua maninya ku rasakan menmbus ke rahimku. Kami berdua kelelahan dan mabruk ke kasur.
    “Terimakasih ya Yul, tubuh kamu enak sekali” pujinya. “Sama-sama Pak. Anggaplah ini baktiku kepada bapak sebagai atasanku yang baik” jawabku.
    Kami pun tidur tanpa memakai apapun. Ketika pagi hari kurasakan memek ku basah sekali, ternyata Pak Budi sedang menjilati memek ku “aahhhh aahhhh” desahku. Kontan saja aku jadi terangsang. Kami pun ngewe sekali lagi sebelum kami pulang dari hotel tersebut. Sungguh ini pengalaman yang sangat luar biasa, bisa berbakti kepada atasanku. Betting Online Terpercaya
    read more

    Kamis, 29 Oktober 2015

    0

    Bercinta Dengan Polisi Muda

  • Kamis, 29 Oktober 2015
  • Unknown
  • tribun855.com - Aku tinggal di kompleks perumahan elit di Yogyakarta. Suamiku termasuk orang yang selalu sibuk. Sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kejaksaan Yogyakarta tugasnya boleh dibilang tidak kenal waktu. Usiaku sudah 35 tahun selisih tiga tahun lebih tua suamiku. Tinggi 158 cm dan berat 50 kg, orang-orang bilang tubuhku bagus, tapi menuruntuku biasa–biasa saja. Aku punya dua putra, anak pertama kelas tiga SMP dan anak kedua kelas satu SMP.

    Sebut saja namaku Ina (nama samaran). Aku melakukan kesalahan yang sangat fatal dalam hidup ini karena aku telah berselingkuh dengan seseorang yang aku belum begitu mengenalnya. tribun855.com agen bola terpercaya yaitu SBOBET
    Cerita Sex | Singkat cerita, kejadian ini pada tanggal 6 Maret 2008, dimana waktu itu aku berkunjung kekantor suamiku setelah aku pulang dari mengajar, oh ya, aku adalah seorang guru di salah satu SMP Negeri dan Swasta di Jogja. Dari sekolahan aku langsung melucur kekantor Kejaksaan Yogyakarta, tapi diperempatan sebelah timur tugu aku telah melanggar lampu merah dan akhirnya aku dikejar oleh salah seorang polisi yang sedang bertugas, sang Polisi berhenti memotong laju kendaraanku aku pun bergegas menginjak rem.
    “Selamat Siang Bu..!”
    “Siang pak”, begitu sahutku.
    “Maaf Bu, Anda telah melanggar lampu merah, Tolong tunjukan SIM dan STNK Anda.” Aku pun mengeluarkan dompet dan menyerahkan SIM beserta STNK.
    “Maaf Bu, Anda Ikut saya kepos Polisi.” Aku pun menurutinya karena aku juga merasa bersalah.
    Polisi muda tersebut usianya sekitar 28 Tahun dan berinisial “R”. Kami pun sama–sama menuju pos polisi. Setelah sampai dipos polisi saya diberi alternatif untuk mengembalikan SIM saya. Yang pertama aku harus sidang pada tanggal 11 Maret dan aku harus membayar denda sebesar 20 ribu. Tanpa ambil pusing akupun langsung membayar denda karena aku juga tergesa–gesa menuju kantor suamiku, karena suamiku telah menungguku untuk pulang bareng, kebetulan suamiku tidak bawa mobil karena dipakai salah satu temannya. Ku akui kalau polisi tersebut tampan, badan tinggi dan tegap. Setelah proses pembayaran denda selesai, sang polisi bertanya. berita855.com semua berita entertainment terupdate hanya di Berita855
    “Maaf Bu, kenapa Ibu kelihatannya Tergesa-gesa?”
    “Iya ini pak, saya sudah ditunggu suamiku dikantornya.”
    “Kalau boleh tahu kantornya dimana Bu?”
    “Kantor Kejaksaan Pak”, aku jawab pertanyaannya.
    “Oya, Suami Ibu siapa namanya, kalau boleh tau”?
    “Pak Andre (nama samaran)”
    “Ha… Pak Andre”, Polisi merasa terkejut.
    “Iya memang kenapa”, tanyaku kepada polisi muda.
    “saya kenal baik bu dengan dia.”
    “Oh ya… Bapak kenal dimana?”, Kembali tanyaku.
    “saya sering kekantor kejaksaan Bu, jadi ya kenal dengan pak Andre.”
    “Oh… Iya sich polisi sama kejaksaan masih saudara ya”, begitu girauku dengan polisi muda.
    “Ah… Ibu bisa saja. Pak Andre beruntung ya punya istri secantik ibu.”
    “Terima kasih pak atas pujiannya, tapi saya boleh pergi pak. Kasihan suamiku sudah menunggu”, begitu sahuntuku sama polis muda.
    “Oh… Silahkan bu, kalau ibu butuh sesuatu yang berhubungan dengan polisi silahkan hubungi saya bu”, sambil kasih secarik kertas berisikan nomor hp dia.
    Akupun menerimanya dan langsung pergi kekantor suamiku. Setiba dikantor suamiku, suamiku sudah menunggu diruang tamu, sedang bincang–bincang dengan rekan kerjanya. “Kok mama lama banget sich, kemana aja?”, tanya suamiku kepadaku.
    “Maaf pa, tadi saya ketilang”, jawabku singkat.
    “Kok mama tidak bilang, kan nanti bisa tidak bayar denda”, jawab suamiku.
    “Gak masalah pa, lagi pula mama yang salah.”
    “Emang siapa yang tilang kamu ma?”, tanya suamiku.
    “Dia namanya Randi (nama samaran)”, begitu jawabku sama suamiku.
    “Ha… Randi, mama tidak bilang kalau mama istriku?”
    “Bilang sich pa, tapi pas sudah membayar denda, udahlah pa tidak usah dibahas lagi”, begitu aku meyakinkan suamiku biar tidak berkepanjangan.
    “ya sudah ayo pulang”, ajak suamiku.
    Setelah suamiku pamit kepada rekan–rekannya, langsung aku dan suamiku berboncengan menuju rumah. Keesokan harinya hari kamis tanggal tujuh Maret 2008, kebetulan aku tidak mengajar, karena hari kamis tidak ada jam pelajaran yang saya ajarkan. Akhirnya aku dirumah sendiri karena anak–anak sekolah dan suami kekantor yang ad Cuma pembantu. Sekitar pukul 10 siang telepon rumah berdering. Aku pun lansung angkat teleponnya.
    “Halo… Selamat pagi”, jawabku.
    “Halo ma ini papa, tadi polisi yang menilang kamu kemarin datang kekantor minta maaf sama papa, dan mau ngembaliin uang denda kemarin”, kata suamiku ditelepon.
    “Trus gimana pa?, ya udahlah pa tidak usah diusut lagi.”
    “Aku tidak ngapain–ngapain kok, tadi dia sendiri yang datang kekantor dan minta maaf”, begitu jawab suamiku.
    “Ya udahlah, terima aja uang dendanya, selesai kan?”, akupun menjawab
    “Sekarang dia menuju rumah kita, karena aku bilang minta maaf aja langsung ma istriku”, jawab suamiku.
    “Ihh, ngapain pa?, kayak kurang kerjaan aja?”, aku membalas perkataannya.
    “Ya udah tidak masalah, ntar dia cuma minta maaf kok. Dah ya ma, papa lagi kerja nich”, begitu kata suamiku.
    “Ya udah pa, da…”, aku pun tutup teleponnya. Selang 30 menit ada kendaraan sepeda motor Honda Tiger datang, aku sedang menonton TV diruang keluarga.
    “Permisi… Permisi…”, panggil seseorang dibalik pintu depan.
    “Bi… Tolong buka pintu, ada tamu”, aku menyuruh pembantuku.
    “Iya bu”, jawab pembantuku.
    “Maaf mbak bu Ida ada?”, tanya seorang tamu tadi.
    “Ada pak, tapi bapak siapa ya?”, tTanya kembali pembantuku.
    “Oh ya, bilang saja saya Randi. Ibu dah tahu kok”, jawabnya.
    Aku yang didalam ruang keluarga mendengar percakapannya, aku terkejut setelah yang datang adalah Randi sang polisi muda yang tampan, tegap dan tinggi.
    “Silahkan masuk pak”, pembantuku bersikap sopan terhadapnya. Gak lama kemudian pembantuku datang.
    “Bu ada yang cari ibu?”, kata pembantuku.
    “Siapa bi?”, tanyaku pura–pura tidak tau.
    “Randi bu, katanya ibu sudah tau”, jawab pembantuku yang polos.
    “Ya udah sana masak lagi”, begitu perintahku sama pembantuku.
    Akupun berdiri menuju ruang tamu. untuk bermain sabung ayam silahkan mampir di agensabung.com Bandar Sabung Ayam
    “Eh.. Pak Randi, ada apa ya pak? Apa masih perlu syarat lagi untuk ditilang?”, kataku sedikit menyindir.
    “Gak bu, jadi tidak enak nich. Saya hanya minta maaf bu”, jawab Randi.
    “Ngapain minta maaf, kan saya yang salah dan kamu sudah sesuai prosedur untuk menilang saya”, aku pun menjawab.
    “Iya sich bu, tapi saya tidak enak saja”, Kembali dia berkata dengan nada menyesal.
    “Ya sudah tidak usah dipikirkan lagi”, sahutku.
    “Iya bu terimakasih”, jawabnya.
    “Kok bapak tidak bertugas”, tanyaku.
    “Saya mohon jangan panggil pak dong, panggil nama saja”, jawabnya.
    “Oya maaf. Randi kok tidak tugas?”, tanyaku kembali.
    “Saya nanti malam piket bu.”, jawabnya dengan polos.
    “Oh… Jadi kesini intinya hanya minta maaf ya?”, tanyaku kepada Randi.
    “Iya bu, maaf bu kok sepi emang rumah sebesar ini dihuni siapa saja bu?”, tanya Randi.
    “Oh… Anak–anak lagi sekolah, bapak dikantor, jadi dirumah cuma aku dan pembantuku, tapi kalau aku kerja ya cuma pembantuku”, jawabku jelas.
    “Rumah sebesar ini cuman dihuni 4 orang plus pembantu bu?”, tanyanya kembali.
    “Iya emang napa?”, tanyaku kembali.
    Ku akui rumah kami memang besar bertingkat, kamar tidur ada 6, diatas dua dibawah tiga dan satu kamar pembantu. Untuk kamar atas khusus kamar aku dan suamiku dan satu kamar atas untuk kamar tamu. Anak–anakku punya kamar sendiri–sendiri dibawah.
    “Gak apa – apa Cuma tanya aja bu”, begitu jawab Randi.
    Pukul sudah menunjukan pukul 11.00 WIB kami asik ngobrol. Diwaktu ngobrol asik pembantuku membawa minuman teh buat Randi dan aku.
    “Silahkan diminum Ran”, perintahku sama Randi.
    “Iya bu, terimakasih”, jawabnya.
    Kami pun menikmati teh yang dibuat oleh pembantuku. Dan tiba–tiba… “Ibu cantik sekali”, kata Randi.
    “Maaf.. Apa ran?”, aku pura–pura tidak dengar dan sedikit kaget.
    “Iya ibu cantik sekali, pak Andre beruntung punya istri kayak ibu yang cantik dan pinter”, katanya kembali memujiku. “Terimakasih atas pujiannya, tapi aku sudah berusia 35 tahun jadi dibandingkan dengan perempuan yang seusia kamu pasti lebih cantik, apa lagi aku bersuami dan punya anak lagi”, jawabku sambil menyakinkan kalau aku bersuami.
    “Tapi ibu tetep cantik kok, walaupun punya anak”, dia kembali memujiku.
    “Terimakasih ya, tapi Randi jangan memuji terus, karena tidak enak aja kedengaranya”, jawabku halus.
    “Apakah saya salah bu, jika kagum terhadap ibu”, dia mulai merayu lagi.
    “Gak salah kok, Cuma tidak enak aja. Apa lagi aku dah bersuami dan anak–anakku dah beranjak dewasa”, jawabku kepada Randi.
    Dia berdiri dan duduk disamping kananku. Aku mulai merasa takut, aneh pokoknya sudah tak karuan perasaanku. Aku sedikit menggeser kekiri, dia mengikuti geser pula, akhirnya aku berdiri karena aku merasa terlecehkan.
    “Maaf ran, jangan begitu tidak enak sama pembantuku, apalagi aku dah bersuami”, aku berkata tegas.
    Tapi dia ikut berdiri dan kedua tangannya memegang pundakku dan ditekan kebawah agar aku kembali–kembali duduk disofa.
    “Maaf bu, tapi saya benar–benar kagum terhadap ibu, ibu cantik bahkan kecantikan ibu mengalahkan semua wanita yang masih berumur belasan tahun. Benar bu ini semua kejujuranku terhadap ibu, aku bisa saja mendapatkan wanita lain tapi menuruntuku mereka tidak menarik bagiku tapi ibu yang menarik hatiku”, katanya lugu,
    apakah dia jujur apa tidak tapi yang jelas sudah lama suamiku tidak memujiku bahkan hampir tidak pernah memujiku.
    “Maaf Ran aku dah tua, sudah punya anak dan suami, aku sudah berkeluarga dan aku merasa sangat berbahagia dengan keluargaku saat ini. Jadi kumohon jangan lakukan lagi”, pintaku terhadap Randi walaupun tak pungkiri aku merasa senang dipuji.
    Randi mulai mengeluskan tangannya dirambuntuku lurus yang panjang sambil berkata:
    “Ibu, aku tidak bermaksud merusak kebahagiaan ibu, tapi aku hanya mengatakan kalau aku suka sama ibu walau umurku lebih muda 7 tahun dibawah ibu. Tapi menurutku ibu tetap cantik dan menarik.” Dia mulai berani mendekap aku. Berita Sport
    Jantungku berdebar tak karuan, aku berontak tapi dia tetap tidak melepaskan pelukannya.
    “cukup Randi, kamu jangan kurang ajar gini dong”, gerutuku masih dalam peluknya.
    “Coba nikmati bu, jangan berpikiran ibu berkhianat terhadap suami ibu, tapi berpikirlah bagaimana agar ini terasa indah”, begitu katanya menyakinkanku.
    Dilepas pelukannya dan dia memandangi wajahku. Dan kuakui dia anak yang tampan. Dan tanpa sadar dia telah mencium pipiku, dia melihatku dengan mata sayu lalu tiba-tiba dia mulai mencium pipiku kembali. Ku akui aku menikmati ciuman mesranya dipipiku. Dia kembali memelukku, tapi ini apa yang kurasakan dia menjilati kupingku, terus menjilati leherku kembali lagi kekuping terus menerus, aku hanya diam terpaku, akhirnya aku mendesis lirih. Dan seperti kehilangan kontrol akupun membalas menjilati kuping. Randi membalas tidak kalah jilatannya. Napasku terengah engah tanda napsuku mulai naik.
    Ternyata dia tahu aku telah terangsang dengan tingkahnya. Tiba-tiba tangan kirinya dia taruh ke pahaku. Tetapi saat aku tidak menunjukkan reaksi, tangan Randi mulai mengelusi pahaku kemudian menaikkan elusannya ke peruntuku kemudian ke dadaku. Aku tepis kuat-kuat. Aku bisikkan agar jangan tidak sopan padaku. Dia tunjukkan celana dalamnya yang telah terdorong mencuat karena kontolnya yang ngaceng berat sambil telunjuknya menunjuk bibirnya agar aku diam. Kemudian dia perosotkan celananya hingga kontolnya yang cukup gede dan ujung kepalanya yang merah berkilatan itu nampak tegak kaku mencuat dari rimbunan bulunya yang masih halus tipis.
    Aku kaget banget dengan ulah Randi ini. Yang aku takuntukan kalau-kalau pembantuku mendengar, masuk ke ruang tamu dan melihat apa yang terjadi di ruang tamu ini. Bisa-bisa aku dianggap serong sementara suamiku masih berada di kantor. Aku berontak untuk berdiri dan meninggalkan ruang tamu. Tetapi Randi lebih sigap dan kuat. Direnggutnya rambutku dengan kasar hingga aku nyaris terjatuh. Kemudian dengan paksa mukaku ditundukkan ke arah selangkangannya. Dia arahkan kontolnya ke mulutku. Dia maksudkan agar aku mengulumnya. Kurang ajar dan kebangetan banget, nih anak. Tahu bahwa ada pembantuku di dapur dia berani mencoba melakukan macam ini padaku.
    Tapi aku tetap tidak mau. Dengan lembut dia menidurkan aku disofa dan dengan lembut pula tanpa kata kata, dia membuka kancing bajuku dan dia menyentuh kedua bukit kembarku, aku mendesis desis. Dia lepas bukit kembarku dan berdiri sambil menutup celananya kembali yang sempat dikeluarkan penisnya. Dia berkata:
    “Bu, kita kekamar ibu, dan suruh pembantu ibu pergi kemana gitu biar kita senang–senang tanpa ada yang memganggu…”
    Aku diam terpaku dan masih bimbang apakah aku menerimanya apa menolaknya, apa aku sudah berselingkuh. Aku masih terdiam sementara Randi menunggu jawabanku. Aku masih berpikir apa aku harus menampar muka Randi dan mengusirnya. Tapi jujur kuakui kalau perilaku Randi membuat aku terangsang. Dan akhirnya..
    “Bi.. Bibi..”, Aku memanggil pembantuku. Pembantuku datang dengan lari–lari kecil dan menyahut panggilanku.
    “Ada apa bu?” “Bibi sekarang ke pasar beli buah buat persediaan anak–anak”, perintahku.
    Kebetulan buah–buahan yang dikulkas telah habis.
    “Tapi bu, saya sedang masak”, bantah pembantuku.
    “ya sudah tinggalkan saja, nanti sekalian mampir ke Rumah makan padang beli lauknya saja buat makan siang anak–anak”, perintahku kembali sama pembantuku.
    “Baik bu”, jawab pembantuku.
    “Oh ya sekalian jemput dwi ya, habis dari beli buah jemput Dwi”, perintahku lagi sama pembantuku.
    Dwi adalah putraku ke dua kelas satu SMP, biasanya pulang jam dua siang. Anak pertamaku karena kelas tiga jadi ada les tambahan.
    “Baik bu”, jawab pembantuku.
    Sambil ku beri uang belanja dan kunci motor aku sempat melirik Randi yang tersenyum–senyum padaku. Akupun belum begitu meresponnya. Pembantu telah pergi dan akhirnya tinggal aku dan Randi, sempat melihat jam menunjukan pukul 12. Dan nanti kurang lebih jam 2.15 siang pembantuku akan kembali bersama anakku, itu artinya aku masih punya waktu 2jam untuk bersama Randi. Tapi jujur aku masih merasa bingung apa harus aku lakukan atau tidak, karena aku merasa bahagia dengan keluargaku saat ini juga, tetapi tak dapat kupungkiri aku sudah merasa terangsang dengan perilaku Randi. Tiba–tiba Randi berkata.
    “Bu, ayo keruang keluarga sambil nonton tv”, ajak Randi.
    Akupun melangkah keruang keluarga dengan Randi, dan setelah sampai diruang keluarga, kami duduk di karpet depan tv yang masih hidup. Tanpa basa basi, langsung saja dia merangkulku dan merobohkan aku dikarpet posisiku ditelentangkan, aku hanya protes,
    “Rann… apa-apaan siih..”, katanya kita mau ngobrol saja kok begini…” Dan sambil mencari kaitan BH di belakang tubuhku, dia menjawab saja,
    “Sebenarnya… aku pengen bu…” Setelah kaitan BH-ku terlepas, langsung saja BH-ku dibuka dan dijilat payudaraku serta dia menyedot-sedot puting susuku yang putih dan besar dan tanpa sadar aku mencoba memasukkan tangan kananku ke dalam celana Randi mencari cari penis yang sempat diperlihatkan kepadaku,
    tetapi karena celananya agak sempit sehingga aku kesulitan memasukkan tanganku dan langsung saja aku berkata entah sadar apa tidak:
    “Ran, bukain celanamu, aku yoo.., kepingin… pegang punyamu”, pintaku.
    Dan tanpa melepas puting susuku yang masih dia sedot, dia mulai melepas celana dan celana dalamnya sekaligus sehingga dia sekarang sudah telanjang bulat dan penisnya yang setengah berdiri itu langsung saja kupegang dan segera saja aku berkomentar,
    “Ran, kok masih lembek.. Gak kayak tadi?”
    “Coba saja di isap… pasti sebentar saja sudah tegang, mau?”, tanya Randi.
    sambil memandangi wajahku, dan akupun mulai menjilatinya, toh aku juga pernah sama suamiku. Dia melepas isapan mulutnya di payudaraku dan bangun serta duduk di dekat kepalaku sambil sedikit dia memiringkan badanku kearahnya dan dengan tidak sabaran langsung saja batang penisnya yang masih setengah berdiri kupegangi dan kepalanya ku jilat-jilat sebentar dan langsung dimasukkan ke dalam mulutku. Dia memutar badanku setengah tengkurap, aku segera saja memaju-mundurkan kepalaku sehingga penisnya keluar masuk di mulutku.
    “Aah.., ooh, Buuu… teruss… ooh… enaaknyaa, Bu.. oohh”, kata Randi sambil membelai rambut di kepalaku dan sesekali dia menjambak dan baru sebentar saja aku menghisap penis Randi, terasa penisnya sudah tegang sekali.
    Tiba-tiba saja penisnya dikeluarkan dari muluntuku dan langsung dia berkata.
    “Buuu…, isap.., lagii.., doong”, pintanya kepadaku.
    Tetapi aku menjawab dengan sedikit meminta.
    “Rann… tolong, punya saya juga…” Ternyata dia langsung mengerti apa yang aku mau dan langsung saja dia merubah posisi dan dia menjatuhkan dirinya tiduran ke dekat kaki ku dan dia menarik celana dalamku turun serta melepas dari badanku. Bandar Bola Terpercaya
    Dengan perilakunya aku bergerak dan berganti posisi tidur di atas badan Randi sehingga vaginaku tepat berada di mulut Randi, maka tanpa bersusah payah dia sibak bulu-bulu vaginaku yang menutupi bibir vaginaku dan setelah itu dia membuka bibir vaginaku dengan kedua jari tangannya dan dia menjulurkan lidahnya menusuk ke dalam vaginaku yang sudah basah oleh cairan. Ketika ujung lidahnya menyodok kelubang vaginaku, langsung saja ku menekan pantatku ke wajahnya sehingga terasa dia sulit bernafas dan langsung ku kocok-kocok penis Randi dengan jari tanganku.
    Ketika lidahnya menjelajahi seluruh bagian vaginaku dan bibir vaginaku tetap dia pegangi, aku lalu menaik-turunkan pantatku dengan cepat dan aku merasa keenakan dijilati. Aku mendesah yang agak keras karena terlalu nikmat.
    “ooh… Ran, aahh teruus.. Ran, aduuh… enak.. Ran… Ran… ooh…”, desahku.
    Dan sesekali clitorisku yang sedikit menonjol itu dan sudah mulai terasa mengeras, dia hisap-hisap dengan mulutnya sehingga desahan demi desahan keluar dari mulutku,
    “ooh… itu.., Rannn, enaak, Sayang”, desahku kenikmatan dengan perilaku Randi.
    Dan aku melepaskan pegangan dipenisnya Randi dan Aku menjatuhkan diri dari atas tubuhnya dan tidur telentang sambil memanggilnya.
    “Rann, sayang, sini, Saya sudah nnggak tahaan… ayoo… sini… Raann”, memintaku sama Randi sang polisi muda.
    Dia segera saja bangun dan membalik badannya serta dia menaiki tubuhku dan aku ketika tubuhnya sudah berada di atasku, aku membuka kakiku lebar-lebar dan dia tempatkan kakinya di antara kedua kakiku. Dengan nafas terengah engah dan mencoba memegang penisnya aku berkata,
    “Raann.., cepat dong, masukin. Saya sudah tidak tahan.”
    “Tunggu sayang, biar Aku saja yang masukin sendiri”, kata Randi sambil memindahkan ke atas, tanganku yang tadi mencoba memegang penisnya tetapi rupanya aku akui sudah tidak sabaran lalu kembali aku berkata.
    “Rann, ayoh dong, cepetaan, dimasukiin, punyamu itu!”, aku memintanya kembali.
    Dan tiba–tiba Randi memegang penisnya dan menggesek-gesekkan di belahan bibir vaginaku beberapa kali dan kemudian dia mulai menekan ke dalam serta,
    “Blees”, terasa dengan mudahnya penisnya masuk ke dalam lubang vaginaku dan aku terkaget bersamaan penis Randi masuk kedalam vaginaku.
    “Aduh… Raan”, aku sambil mendekap Randi erat-erat.
    “Sakit, sayang?”, tanya Randi. Dan aku hanya menggelengkan kepalaku sedikit dan aku menciumi disekitar telinga Randi aku pun berbisik,
    “Enaak, Rann…”, aku mendesis.
    Dia menciumi wajahku dan sesekali dia hisap bibirku sambil dia memulai menggerakkan pantatnya naik turun pelan-pelan, aku mencengkram punggungnya Randi dengan keras. Dan aku berkata sambil menikmati goyangan pantat Randi.
    “Ran, coba diamkan dulu pantatmu itu…”, pintaku sama Randi.
    Ran pun menuruti saja permintaanku. Aku langsung mempermainkan otot-otot vagina kenikmatanku, dan Randi terasa penisnya seperti di pijat-pijat serta tersedot-sedot dan jepitan serta sedotan vaginaku semakin lama semakin kencang sehingga penisnya terasa begitu nikmat dan akupun menikmatinya. Dan ternyaya Randi terlena keenakan.
    “oohh… sshh… Bu… enaknya… ooh… terus Bu, aduuh, enaak!”, Randi merasa menikmati sedotan vaginaku.
    Dan Randi sudah tidak dapat tinggal diam saja, langsung pantatnya naik turun sehingga penisnya keluar masuk lubang vaginaku serta terdengar bunyi,
    “Crreett… crettt…”, secara beraturan sesuai dengan gerakan penisnya keluar masuk vaginaku yang sudah sangat basah dan becek.
    “Rannn, cabut dulu punyamu, biar aku lap dulu punyakuebentar”, kataku sama Randi.
    “Biar saja Bu… nikmat begini kok”, sahutnya sambil meneruskan gerakan penisnya naik turun semakin cepat dan aku tidak memperhatikan jawabannya karena merasa kenikmatan yang sangat enak.
    “ooh… sshh… aakk, aduuh, Raan, teruskan Rann, ooh..”, sambil mempercepat goyangan pinggulku serta kedua tanganku yang dipunggungnya selalu menekan-nekan disertai sesekali aku menyempitkan lubang vaginaku sehingga terasa penisnya terjepit-jepit dan aku menikmati hal seperti ini.
    “ooh.. Bu… sshh.. oohh.. enaak.., Buuu.. aku, aku sudah nggak kuat, mau… keluarr, Bu…”, desahanknya yang sudah tidak kuat lagi menahan keluarnya air maninya.
    “Rann, ayoo… Ran aduuh, ooh… Aku juga, ayoo sekaraang, aakkrr.., Sayang”, dan dia melepas air maninya semuanya ke dalam vaginaku sambil dia menekan penisnya kuat-kuat dan aku pun mendekapnya dengan sekuat tenagaku.
    Baru sekarang kuraih kenikmatan yang luar biasa. Sungguh aku merasa nikmat, walau aku merasa bersalah terhadap keluargaku. Dia terkapar di atas badanku dengan nafas ngos-ngosan demikian juga dengan nafasku yang sangat cepat. Setelah nafas kami mulai mereda, lalu dia berkata, Agen Euro 2016
    “Bu, aku cabut ya punyaku”, dan sebelum dia menghabiskan perkataannya, aku cengkeram punggungnya dengan kedua tanganku dan aku berkata.
    “Jangaan duluu, Rann, Aku masih ingin… punyamu tetap ada di dalam.” Dia pun menuruti kata–kataku.
    Setelah agak lama dalam vaginaku, dikeluarkan penisnya dari vaginaku. Kamipun merapikan diri. Setelah kulihat jam ternyata menunjukkan pukul 13.15, Randi pun berpamitan akan pulang sambil melumat bibirku. Aku pun membalas ciuman mulutnya.
    “Terimakasih bu, aku sangat puas”, kata Randi berbisik dikupingku.
    Aku hanya diam tak menjawab, Randi pun langsung keluar rumah dan pergi. Aku merasa aneh dengan diriku, aku menghianati suamiku dan keluargaku tapi hati kecilku meras senang dengan kejadian ini. Setelah kejadian ini aku merasa bersalah dengan keluargaku, aku mencoba untuk memperbaiki sikapku. Tapi setiap malam aku merasa kangen dengan Randi. Bahkan saat berhubungan dengan suamiku aku membayangkan dengan Randi yang sangat lihai membuat aku mudah terangsang.
    Aku dan Randi pun memanfaatkan hari kamis dimana aku libur kerja dan dia piket malam hari. Sampai saat ini aku dan Randi masih berhubungan, sesekali kami sexs phone, atau sexs sms. Aku memang ibu yang tak tahu diuntung dan kurang bersyukur dengan kebahagiaanku saat ini. Beginilah ceritaku, kutulis di situs ini. Dan jujur aku tahu situs ini dari Randi, aku pun menulis kisah ku ini atas permintaan Randi Agen Bola Terbesar
    read more

    About

    COPYRIGHT © 2006 TRIBUN855.COM POWERED ONLY RECEIVE AGED 18 PLAYERS

    Subscribe